Selasa, 16 Agustus 2011
Perempuan yang Tergesa.
Sperma di bibirvaginamu belum lagi mengering ketika kau banjiri tubuhmu dengan airmata. Lampu kamartidur dalam payudaramu padam. Keberanianmu padam. Dengan hentakan terakhir engkau menyudahi ekstase orgasme dan bergegas mengunci diri dalam kamarmandi.
Pada satu desahan engkau kembali tenggelam dalam diam.
Indramayu, 03 Juni 2011
Malam yang Mendendam.
Pada
helaan ke sekian nafasmu, aku melompati ragu dan menyelinap kalap lalu
terbaring dengan mimpi yang miring di satu sudut hening.
Engkau
masih tak tahu di mana gerangan aku—sibuk mengepaki rindu yang akan dikirim
kepada sabtu.
Dengan
langkah payah aku menapaki tangga berjenjang yang ditumbuhi rambutpanjang.
mencari aku di sekian tumpukan mimpi yang beberapa tampak karatan. Dalam
dirimu.
"Betapa
luka selalu saja membayang, sayang. Aku mencarimu, terus mengepaki waktu, pada
setiap sudut kabut yang menyelubungimu. Juga aku."
Dua
dendam pada satu malam. Bersemayam diam dalam katakata yang sebentar lagi
karam.
Aku
mencintaimu.
Pejalan Malam.
Ada tawa yang menjejak setiap kali kakimu mengayun jarak. Mengisi yang hilang dengan tarikan cinta yang terbilang. Ada rindu yang berjejalan pada setiap pluit yang menandakan kereta siap berjalan.
"Pagi nanti, aku akan memaksa mentari menjemur mimpimimpi."
Cirebon, 28 Mei 2011
Langganan:
Postingan (Atom)