Selasa, 16 Agustus 2011

Malam yang Mendendam.




Pada helaan ke sekian nafasmu, aku melompati ragu dan menyelinap kalap lalu terbaring dengan mimpi yang miring di satu sudut hening.

Engkau masih tak tahu di mana gerangan aku—sibuk mengepaki rindu yang akan dikirim kepada sabtu.

Dengan langkah payah aku menapaki tangga berjenjang yang ditumbuhi rambutpanjang. mencari aku di sekian tumpukan mimpi yang beberapa tampak karatan. Dalam dirimu.

"Betapa luka selalu saja membayang, sayang. Aku mencarimu, terus mengepaki waktu, pada setiap sudut kabut yang menyelubungimu. Juga aku."

Dua dendam pada satu malam. Bersemayam diam dalam katakata yang sebentar lagi karam.

Aku mencintaimu.



Cirebon, 28 Mei 2011

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Suka