Pada
helaan ke sekian nafasmu, aku melompati ragu dan menyelinap kalap lalu
terbaring dengan mimpi yang miring di satu sudut hening.
Engkau
masih tak tahu di mana gerangan aku—sibuk mengepaki rindu yang akan dikirim
kepada sabtu.
Dengan
langkah payah aku menapaki tangga berjenjang yang ditumbuhi rambutpanjang.
mencari aku di sekian tumpukan mimpi yang beberapa tampak karatan. Dalam
dirimu.
"Betapa
luka selalu saja membayang, sayang. Aku mencarimu, terus mengepaki waktu, pada
setiap sudut kabut yang menyelubungimu. Juga aku."
Dua
dendam pada satu malam. Bersemayam diam dalam katakata yang sebentar lagi
karam.
Aku
mencintaimu.
1 komentar:
Suka
Posting Komentar