Fragmen Ingatan
Purnama menelantarkanku
Pada sunyi yang menjeritjerit
—sebuah ingatan tentang malam
—sebuah ingatan tentang tubuh
—sebuah ingatan tentang janji
—sebuah ingatan tentang hidup
“Ah, kau bisa romantis juga.”
”Setiap yang menyerah selalu terdengar romantis.”
“Ceritakan padaku tentang tidurmu.”
”Tak bisa. Aku tak sedang menggenggamnya.”
”Aku ingin sekali membuat jendelamu bersinar.”
”Apa ini, parade kesempurnaan?”
”Bukankah setiap orang selalu ingin tampak sempurna?”
”Jemputlah kematian!”
”Apa...?”
”Ia adalah titik akhir dari semua yang pernah kita ketahui.”
”Kau merindukanku!”
”Wanita selalu bisa melihat yang tak terlihat.”
”Katakan!”
”Karena aku sudah pernah merasakan bahagia dan derita; semuanya tampak terbuka.”
”Itulah gunanya teman; hidup.”