Rabu, 27 April 2011

Senja Luka.

sore ini senja terluka oleh sengatansengatan sunyi yang sekian lama membeku di kulkasingatan. ia baru saja melangkah ke luar rumah memasuki jalanan panjang, sebelum kemudian berdarah. tepat di wajah.

dengan marah, senja akan mengadukan sunyi pada malam yang sebentar lagi kembali. ia bukan saja akan menangis, tapi juga akan menghamburkan sebagian resahnya—yang sedari tadi dijinjingnya dalam tas merah menyala.

tapi sunyi tak ingin berdiam diri. ia ingin merayakan kehangatan malam dengan lampuhitam. ia pun tak berhenti menyerang senja yang semakin luka.

luka senja semakin menganga seiring sore yang beranjak tua. dan ia tetap mencoba berjalan, hingga sampai pada malam—sebelum sunyi semakin menggigit kelam dan menenggelamkan segala yang kalam. bersama keremangan, ia sempat mengingat bahagia—berusaha dengan keras. "ah, bahagia memang jarang berlamalama tinggal di kepala. ia memang tak pantas diingat—lebih layak untuk dipahat."

langkah senja semakin berat, sebagaimana matanya yang semakin penat. "aku cuma tak ingin berkarat."


indramayu, 06 november 2010

Tidak ada komentar: