Jendela matamu menampakan kaca yang digenangi hujan. Kebisingan tibatiba pasang. Cahaya menerobos muka tanpa aksara—tak kulihat rajutan malam yang menghangatkan dendam.
Kemudian saja, inspirasiku memeluk helai bayangmu yang tak sempat kubelai.
Jakarta, 06 Februari 08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar