Minggu, 01 Mei 2011

Ruangtamu Matamu.




Dadaku menelanjangi matamu—dengan terlebih dahulu membobol gaun malam yang membungkusnya dalam merah semu. Tanpa sehelai daunpintu pun yang menyelubunginya, dadaku semakin leluasa memasukinya. Menjamah vasbunga, gagangtelepon, mematikan lampu, lalu mengayunkan lidahnya menyusuri kulitmatamu. Hingga pada kedalaman kadaluarsa dari poripori matamu.

Di dalam, dadaku tertegun naikturun. Bukan pada tangan sofakulit yang sedang hormat ke tivi plasma, atau tumpukan dvd di bahu speakeraktif—tapi pada apa yang ditemukannya dalam tanya yang akumulatif.

Dadaku terhenyak, apa yang dirasakannya tadi tak lagi berada di tempatnya. dadaku lupa pada tujuan yang membawanya menelanjangi matamu dan memasuki ruang terdalamnya. Ia tampak hitamputih. Dengan nafas satusatu, dadaku memburu, menciumi jejakjejak isyarat yang berserak.

Di ruangtamu matamu, dadaku menemukan mataku menggelinjang menggumuli waktu—

dalam aku.



Indramayu, 02 Mei 2011

Tidak ada komentar: