Minggu, 15 Mei 2011

Suatu Senja, Lalu Kata.




Aku menyusup tergesa. Berjinjitjinjit cepat tanpa suara yang membangunkan malam, yang sedang matang menjaga setiap helaan nafas dari bibirbulan. Kubiarkan jejakku tertinggal mengintip kemesraan mereka membakar libido yang selalu menarik saat dirayakan. Nanti pagi, saat malam dan bulan selesai mengancingi nafas mereka kembali, dan menangkap jejakku yang sedari dini mengintip, jejakku akan meninggalkan jejak.


Sebagian diriku telah berada dalam kereta fajar menuju senja (kembali).


Jogja, 25 Agustus 2009

Tidak ada komentar: