Jumat, 26 Oktober 2007

Anjing di Suatu Waktu yang Hening.

Anjing berkepala pusing jalan berkeliling mencari tempat kencing. Dengan keheningan yang bening, ia mengeluarkan riakriak sejarah yang selama ini menggelegak. Setelahnya, ia tersentak. Ia mendadak lupa. Pada kesunyian dan keramaian yang membuatnya ada. Pada ketakutan dan kegembiraan sekaligus.

Dengan keempat kakinya ia mencari jejakjejak di seantero ingatannya. Berharap dapat menemukan titiktitik yang mengakhiri tandatanya dalam benaknya, tak juga ia temukan. Dengan langkah tertahan yang masih bertuhan, ia menuju bukitbukit kenangan yang terlipat dalam kelopak matanya. Tapi matanya tak melihat apapun selain genangangenangan air yang mulai membanjir. Ia mulai merasa lelahkalah sekaligus—seperti ingin bertemu kekasih yang menunggu di balik hujan yang tak kunjung berhenti mengejan.

“Lebih baik aku pulang ke rumah.”

Dalam perjalanan ia ditampar kebingungan. Tapi ia terlalu lupa, “Apa yang membuat kepalaku pusing?”

Tidak ada komentar: