Jumat, 26 Oktober 2007

Kisah Cinta Dalam Gelap.


Aku terkubur.

Aku sudah lama terkubur. Engkau mengunjungiku setiap minggu. Setiap kali mengetuk kuburan, aku keluar. Mataku penuh tanah.

Bagaimana bisa melihat, katamu dalam tanya. Aku berusaha membersihkan tanah itu dari mataku.

Bagaimanapun aku tak dapat melihat. Aku tidak memiliki mata, yang ada hanya bolongan.

Dan kemudian, suatu hari engkau bepergian. Jauh sekali. Dan aku tahu, ada yang kau tuju. Mingguminggu berlalu, dan tak ada tandatanda mengenai keberadaanmu. Aku takut untuk merindukanmu, dan berhenti tidur. Akhirnya engkau mengetuk kuburanku lagi, tetapi tenagaku sudah habis karena tak tidur selama bermalammalam dan aku pasti tak sanggup untuk keluar.

Ketika akhirnya aku keluar, engkau tampak kecewa. Engkau berkata bahwa wajahku menyerupai kematian. Aku merasakan betapa menggigilnya engkau karena ngeri—dengan pipiku yang kempot dan gerakan wajah yang gugup.

Maaf, kataku. Aku tak bisa tidur sejenak pun ketika engkau pergi meninggalkanku.

Itukah? Engkau bertanya dalam nada yang purapura gembira. Engkau hanya butuh istirahat yang baik: sebulan liburan!

Terdengar bunyi gemeretuk, bulan jatuh tepat di langitlangit hatiku yang seketika itu juga menjadi beku. Seolaholah aku tak tahu apa yang ada dalam pikiranmu: Satu bulan liburan, berarti engkau tidak ingin melihatku selama satu bulan. Engkau memiliki sesuatu yang lain.

Kemudian engkau meninggalkanku dan aku kembali masuk dalam liang kuburanku, dan sepenuhnya menyadari; bahwa aku pasti tak dapat tidur lagi selama sebulan menunggumu.

Dan ketika engkau kembali, aku akan bertambah seram dan suram menyerupai malam yang beranjak diam, dengan dendam yang ikut bersemayam.

Dan aku tahu: engkau akan bertambah kecewa lagi.

Tidak ada komentar: