Rabu, 20 Agustus 2008

Cerita Kereta.

“Aku mengagumimu
seiring kereta yang merayap
meninggalkan jejak.”

berada di antara jendela
dan iklan yang bertebaran ilusi
riakriak sedih dari matamu
mulai mencair

—jangan tersenyum!

harapan terasa begitu manis
mengkristal di selasela gigimu
juga hasrat yang melepas karat

aku mendengus
mengembalikan diri
ke dalam sunyi
membiarkan sesuatu
menjarakkan aku dan kamu
yang masih setia berhadapan

—sampai stasiun menurunkanmu
aku masih mengagumimu

Surabaya-Porong, 24 Juli 2008

Tidak ada komentar: