Sabtu, 07 Juni 2008

Perikecilku.


Rangkaian senyummu masih merambati detak geloraku yang teronggok kaku dalam kulkas tanpa lampu. Pada garis lurus pipimu aku menemukan jurang dengan aroma gunung dan nyanyian burung

—tentu saja terdapat juga rapuh yang subuh di sana.

Tapi kita sama sekali tak membutuhkan papan iklan dalam masa depan yang belum lagi tertulis. Langkahkan saja: mengeja kalimat perfonem dengan merem

—secantik cinta tanpa tanda petik.

21 Oktober 2007

Tidak ada komentar: