Kamis, 27 Mei 2010

Bermalam Pada Diam.

Terdampar di pintu rumah, aku sungkan memasuki desah. Padahal tinggal serambut lagi. Menunggu sekian gelisah, katakata pun mulai masukangin diterpa hujan yang menggenangi kerongkongan. Mungkin malam sedang tidur dalam posisi yang tidak presisi. Atau mungkin juga ini bukan rumah: hanya sekelumit resah yang tak lagi renyah.

Tak tahu harus bermalam di mana, aku menelepon harapan. Dengan gundah yang membuncah aku sabar mendengarkan nadapanggil yang tak kunjung dijawab. Sepertinya harapan sudah terlelap. Aku pun memutuskan berbaring pada diam, tanpa sempat mengucapkan salam.


Porong, 07 Feb 10

Tidak ada komentar: